Nenek : 307...307...307...
Pemuda : nenek sedang hitung apaan?
nenek itu tak menghiraukan pertanyaan si pemuda. Merasa di acuhkan pemuda tersebut berlalu meninggalkan nenek itu sendiri. Besoknya saat pemuda itu lewat di jembatan yang sama, dia ketemu lagi dengan si nenek dan lagi-lagi asyik berhitung.
Nenek : 308...308...308...
Pemuda : ihhh...nenek lagi, masih sibuk berhitung nek? hitung apaan sih?
Dan si nenek masih seperti kemarin tak menghiraukan pemuda tersebut dan mulutnya tetap sibuk mengucapkan angka-angka hitungan. Sebenarnya pemuda itu mulai penasaran namun dia mencoba untuk tidak memikirkan terlalu dalam, jadi dia putuskan untuk berlalu.
Dua hari kemudian pemuda tersebut lewat di jembatan yang sama lagi. Dan lagi-lagi ada nenek yang asyik berhitung lagi.
Nenek : 315...315...315...
Kali ini si pemuda tanpa bertanya ba-bi-bu lagi, dia langsung ikut jongkok dan melongokkan kepalanya ke bawah di sebelah nenek tersebut saking penasarannya.
Nenek : 315...315...315...
Si pemuda menoleh ke arah si nenek dengan heran karena dia merasa tak melihat apa apa di bawah sana. Tiba-tiba si nenek melongokkan kepalanya lebih ke bawah lagi dan berhitung agak keras.
Pemuda : apaan sih???
Karena si pemuda bertambah penasaran, dia dia lebih melongokkan kepalanya dan menungging. Tiba-tiba si nenek dengan sigapnya mendorong pantat si pemuda ke depan yang tak ayal lagi si pemuda terjatuh di bawah jembatan dan tertelan arus. Si nenek kembali berhitung.
Nenek : 316...316...316...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar