30.5.11

Ogoh ogoh penyambut hari Nyepi


Tanggal 4 Maret 2011, ku masuk kerja cuma setengah hari. Yang masuk shift siang harusnya mask jam 15.00 dan pulang jam 22.00 menjadi masuk jam 12.00 dan pulang jam 17.00. Kebijakan ini di ambil mengingat jam 18.00 sudah banyak jalan jalan yang di tutup untuk persiapan pengarakan ogoh ogoh. Saat dalam perjalanan ke tempat kerja kusempatkan diri untuk mengambil gambar beberapa Ogoh ogoh yang siap di arak pada malam harinya. Ogoh ogoh merupakan suatu karya seni yang berupa patung dari bahan bahan alami sebagai salah satu ritual dalam menyambut hari raya Nyepi. Dulu Ogoh ogoh ini terbuat dari bambu, kertas, tali, kayu dan lain lain. Namun sekarang sudah banyak yang menggunakan bahan dari gabus putih atau styrofoam karena lebih mudah membuatnya dan hasilnya lebih bagus. Untuk kerangka penyanggapun sekarang juga banyak yang terbuat dari besi yang lebih kokoh daripada dari kayu. Bentuk dari Ogoh ogohpun sudah banyak berkembang. Kalau dulu lebih banyak yang menyerupai buta kala atau makluh raksasa yang menyeramkan, Tapi sekarang ada yang berupa tokoh pewayangan seperti Rahwana, Hanoman dan lain lain.Selain tokoh pewayangan juga ada yang penggambaran para dewa khususnya dewa Siwa. Yang banyak menarik perhatian biasanya adalah tokoh tokoh yang lagi trend, misal Gayus atau Upin Ipin. Sebelum berangkat untuk di arak, Kalau dulu di pikul beramai ramai namun sekarang banyak yang tidak di pikul namun cukup di dorong karena di beri alas gerobak biar tidak terlalu payah.  Ogoh ogoh di beri mantra dulu di banjar setempat. Pada barisan depan biasanya rombongan pemudi banjar yang membawa obor,

27.5.11

Ambisi

berbekal sedikit informasi
kuserang lawan tiada henti
hancurkan lawan yang tiada arti

namun jauhlah harapan hati
kemenangan tiada juga hampiri
gagal oleh satu kata yakni ambisi

24.5.11

Sawah terasering, Tegallalang, Gianyar-Bali



Kupelankan laju motorku saat mulai kulihat sejumlah mobil dan motor terparkir di sisi kiri jalan. Apalagi lebar jalan hanya bisad lewati oleh dua mobil.Jadi saat sebelah kiri jalan di buat parkir, maka sisa jalan hanya bisa oleh satu mobil saja. Keadaan ini membuat jalanan agak macet. Setelah kulihat ada posisi kosong untuk parkir maka langsung saja kuparkir motorku di sana yang di ikuti oleh teman temanku yang lain(kami bertujuh saat itu). Kutarik nafas panjang, coba rasakan udara sejuk masuki rongga dadaku. ehhmm....segar sekali rasanya. daerah wisata ini memang erletak di daerah perbukitan, jadi gak heran kalau udaranya cukup sejuk. Kulihat wajah teman temanku keheranan kenapa kita berhenti di sini, mau tertawa rasanya kalau kuingat kejadian itu. memang ku tidak bilang sebelumnya, wisata apa yang kita kunjungi saat itu. Lalu kujelaskan bahwa wisata yang kita kunjungi saat itu merupakan persawahan dengan sistem terasering atau bertingkat di daerah perbukitan desa Ceking, kecamatan Tegallalang, kabupaten Gianyar, kurang lebih limabelas menit perjalanan dari pusat daerah Ubud( tepatnya puri Ubud ).